Nama Buku                  : Rumah Kertas

Penulis                         : Carlos Maria Dominguez

Penerjemah                  : Ronny Agustinus

Penerbit                       : Marjin Kiri

Tahun Terbit                 : Oktober 2016

Majalah Tebuireng

ISBN                            : 978-979-1260-62-6

Dimensi Buku               : 76 Hlm, 12x19cm

Harga Buku                  : Rp. 34.000

Peresensi                     : Yuni Lasari

Seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Rekannya mendapati sebuah buku aneh dikirim ke alamatnya tanpa sempat Ia terima: sebuah terjemahan berbahasa Spanyol dari karya Joseph Conrad yang dipenuhi serpihan-serpihan semen kering dan dikirim dengan cap pos Uruguay. Penyelidikan tentang asal-usul buku aneh itu membawanya (dan membawa pembaca) memasuki semesta para pecinta buku, dengan berbagai ragam keunikan dan kegilaannya!

Apa jadinya bila anggapan bahwa “buku bisa membuat seseorang terbunuh” adalah nyata? Seorang profesor bernama Bluma yang selalu mengabdikan hidupnya pada sastra, tak pernah membayangkan bahwa sastra menjadi penyebab kematiannya. Akibatnya, Rekan satu Universitas sekaligus kolega yang harus menggantikan peran Bluma, harus memulai perjalanan misterius mencari kebenaran isu kematian Bluma sekaligus mengembalikan sebuah paket berisi sebuah buku misterius dari Uruguay.

Perjalanan penuh tantangan harus dialami si tokoh utama. Ia lantas bertemu dengan banyak orang yang berhubungan dengan Bluma sebelum Ia meninggal. Mulai dari para kolektor buku yang ulung, hingga orang-orang yang tahu tentang jejak keberadaaan Carlos Brauer, pemilik buku misterius tersebut.

Saya mengutip beberapa kalimat yang cukup menggambarkan karakter para pecinta buku dalam buku di atas. “Orang-orang ini ada dua golongan: pertama, kolektor, yang bertekad mengumpulkan edisi-edisi langka, majalah Horacio Quiroga di Salto, edisi pertama buku-buku Borges sekaligus artikel-artikelnya di majalah. …. Lainnya, ada para kutu buku, pelahap bacaan yang rakus, seperti Brauer itu, yang sepanjang umurnya membangun koleksi perpustakaan yang penting. Pecinta buku tulen, yang sanggup mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk buku yang akan menyita waktu mereka berjam-jam, tanpa berkebutuhan lain kecuali untuk mempelajari dan memahaminya.”

Dulu saya pikir, penyuka buku hanyalah seorang yang rela mengabdikan dirinya untuk terus membaca buku, tetapi novel ini menjelaskan definisi tersebut lebih dari apa yang saya bayangkan. Buku dan penyukanya memiliki konteks tersendiri dan alasan yang beragam tentang hal tersebut. Buku ini membuat saya berfikir bahwa apa yang dituangkan dalam sebuah buku, mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang dapat mengubah persepsi seseorang akan sesuatu dan bisa memberikan gambaran untuk para pembaca yang lainnya.

Buku ini ditulis dengan sangat sederhana. Meskipun buku ini termasuk karya terjemahan, pembaca dapat mudah memahami maksud dari isi buku dan dapat terbawa masuk ke dalam tulisan tulisan Carlon. Buku ini membuat saya masuk ke dalam dimensi yang sangat alami, yang rasanya dapat langsung dirasakan oleh saya. Buku ini seperti teman yang mengerti perasaan para pecinta buku, tentang bagaimana cara menghargai sebuah buku dan mencintai buku dengan cara yang beragam.