ilustrasi membersihkan lantai masjid

Banyak sekali masjid – masjid di Indonesia yang memiliki kubah di atasnya, dan kubah tersebut terletak di lantai paling atas. Kubah masjid tersebut dibuat dikarenakan menjadi ciri khas bangunan Timur Tengah, atau ciri-ciri bangunan masjid secara umum. Dengan itu, banyak orang Indonesia yang membangun masjid atau mushola yang terdapat kubah di atasnya.

Fungsi kubah tersebut ialah untuk memberi tahu seseorang bahwasanya bangunan tersebut ialah masjid, yang mempermudahkan seseorang ketika hendak akan melaksanakan shalat sewaktu mereka dalam perjalanan. Dengan itu, para orang muslim tersebut terbantu dengan adanya bangunan berciri kubah tersebut.

Kubah di suatu masjid biasanya besar, dan tidak menutup kemungkinan ada masjid atau musholla yang mempunyai kubah kecil. Ketika kubah suatu masjid tersebut besar, maka lubang kubahnya juga besar, yang hanya bisa dilihat di dalam masjid.

Biasanya kubah tersebut difungsikan sebagai penerangan saat siang hari, dengan memasang suatu kaca ukiran arab yang ber asma Allah, supaya terdapat pantulan cahaya yang menembus sampai bagian dalam masjid. Banyak juga kubah kubah besar itu diberi hiasan suatu lampu gantung, untuk memperindah kubah saat di malam hari, dan lampu gantung tersebut tentunya tidak kecil.

Kubah masjid yang besar, tidak menutup kemungkinan terdapat suatu ruangan yang besar di dalamnya, dan ruangan kosong tersebut biasanya dibuat rumah oleh hewan hewan kecil seperti, cicak, kelelawar, burung, dan lain-lain. Hewan yang telah membuat sarang di dalam kubah, pasti hewan tersebut melakukan kesehariannya di sana, seperti mencari makan, berkembang biak, dan mengeluarkan kotoran.

Majalah Tebuireng

Membersihkan Lantai Masjid dari Najis Kering

Banyak masjid yang berada di Indonesia ini kubahnya terisi dengan hewan-hewan, bahkan hewan tersebut mengeluarkan kotoran sampai jatuh ke bawah, atau jatuh ke lantai, dan kotoran tersebut jatuh sampai mengering di atas lantai, dan banyak sekali orang yang mengetahui akan hal ini tetapi mereka tidak tahu cara mensucikan lantai yang terkena najis yang kering.

Orang yang melaksanakan piket membersihkan masjid biasanya membersihkan lantai yang terkena najis kering dimulai dengan menyapu lantainya, setelah disapu kemudian orang tersebut mengepel seluruh lantai masjid tanpa memperdulikan bekas bekas najis kering tersebut, sehingga semua lantai rata menjadi najis.

Cara yang benar untuk mensucikan najis yang kering ialah dimulai dengan membersihkan kotoran kotoran kering tersebut, kemudian tempat keringnya najis tersebut diusap sampai tidak tersisa bau, rasa, dan warnanya, atau bisa disebut (ainun najasah), setelah hilang semuanya tadi baru bekas najis tersebut disiram air sedikit dengan artian airnya mengalir, setelah semua cara tersebut  dilakukan, jadilah suci lantai masjid tersebut, dan boleh untuk dipel.

Keterangan ini selaras dalam kitab Ianatu at-Thalibbin karangan  Syekh Zainuddin Al-Malibari:

لو أصاب الأرض نحو بول وجف فصب على موضعه ماء فغمره طهر ولو لم ينضب أي يغور سواء كانت الأرض صلبة أم رخوة وإذا كانت الأرض لم تتشرب ما تنجست به ‌فلا ‌بد ‌من ‌إزالة ‌العين قبل صب الماء القليل عليها

Ketika terdapat suatu tanah yang terkena najis semisal air kencing, kemudian air kencing tersebut kering, lalu siramlah air pada tempat yang terkena air kencing hingga menggenang, maka sucilah tanah tersebut meskipun air tidak terserap ke dalam tanah, baik tanah tersebut keras atau gembur. Ketika terdapat suatu tanah yang tidak dapat menyerap najis, maka wajib untuk menghilangkan bentuk najisnya sebelum menyiram air sedikit di atasnya.”

Dalam keterangan kitab di atas mencuplik suatu keterangan tanah yang terkena najis kering, dan tanah memiliki beberapa sifat, ada yang bisa menyerap najis, ada yang tidak bisa menyerap najis, seperti lantai atau ubin.

Lantai ketika terkena najis apapun tidak akan menyerap najis, oleh karena itu diharuskan untuk menggilangkan bentuk najis yang ada di atasnya, sampai semua tanda-tanda najis itu hilang, kemudian boleh untuk menyiramkan air diatasnya.

Selain lantai, ada pula tanah, ketika terkena najis yang cair seperti air kencing maka langsung saja disiram air di atasnya, tapi ketika najisnya itu padat seperti kotoran, maka harus dihilangkan kotoran tersebut kemudian disiramkan air diatasnya.

Hasilnya lantai masjid yang berada dibawah kubah, dan terdapat kotoran kotoran hewan, harus dihilangkan bentuk najisnya terlebih dahulu sebelum mengepellnya, setelah dihilangkan bentuk najis tersebut siramlah air sedikit sekiranya siraman tersebut mengalir, kemudian bolehlah untuk dipell lantai tersebut.

Baca Juga: Najis yang Dimaafkan dan Tidak Mempengaruhi Sah Salat

Ditulis oleh M. Jamil Shobri