KH. Musta’in Syafi’i dalam peringatan Isra Mi’raj di SMA Trensains Tebuireng2, Jumat (13/04/18). (Foto: Dok Trensains)

Tebuireng.online- Isra Mi’raj yang biasa diperingati pada tanggal 27 Rajab ini mengingatkan pada sebuah peristiwa yang sangat sulit untuk dilogikakan. Pasalnya, perjalanan dari Masjidil Haram sampai ke Sidratul Muntaha hanya berlangsung satu malam saja. Dari kejadian ini, tentu ada hikmah yang dapat dipetik oleh setiap umat manusia.

Peringatan Isra Mi’raj tersebut kali ini diselenggarakan oleh SMA Trensains dengan tema ‘Isra Mi’raj dalam Perspektif Tafsir dan Sains’, pada Jumat (13/04/18). Kegiatan yang berlangsung di masjid sekolah ini diikuti dengan antusias oleh para siswa. Mereka menikmati mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh pakar Tafsir Tebuireng, KH. Musta’in syafi’i.

“Isra Mi’raj merupakan peristiwa supranatural yang tidak dapat dilogika dengan otak manusia,” ungkap Ustadz Umbaran, kepala pondok SMA Trensains Tebuireng 2 saat menyampaikan sambutan.

Menurutnya, peristiwa tersebut mengusik ilmuwan karena menentang teori fenomenal milik Einstein tentang tidak mungkinnya benda bergerak dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya  (E=mc2).

Pada waktu yang sama, KH. Musta’in syafi’i juga memaparkan hasil data NASA pada 1800-an silam. Data dari NASA mengungkapkan bahwa bintang terjauh yang direkam oleh teleskop Hubble ialah dengan jarak 35 juta tahun cahaya jaraknya.

Majalah Tebuireng

”Dalam Al Quran, gugusan bintang masih pada lapisan langit pertama (samaauddunya),” terangnya dengan menyelipkan pertanyaan, bagaimana dengan Isra Mi’raj yang melewati tujuh langit dan naik ke Sidratul Muntaha.

Menurutnya, peristiwa ini seharusnya menarik perhatian para ilmuwan dan menguji iman umat Islam. Ilmuwan besar abad 20 Albert Einstein telah mengeluarkan teorinya yang menyebutkan bahwa tidak mungkinnya benda bergerak dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya  (E=mc2) layaknya peristiwa Isra Mi’raj tersebut.

Sedangkan, lanjut Kiai Musta’in menyebutkan bahwa perkiraan jarak yang ditempuh Rasul dalam peristiwa tersebut 490 juta tahun cahaya. Angka tersebut sangatlah kontras dan memberitahukan pada kita bahwa andaikan dengan perhitungan tersebut, Rasul tidak akan melaksanakan peristiwa Isra Mi’raj hanya dengan waktu semalam. Jelaslah hal ini memang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan hanya Dzat Yang Maha Kuasa lah yang mengerti.

“Semangat Mi’roj (naik). Belajarlah Sains dengan serius, dan downloadlah situs Tuhan dan rahmatNya untuk menjadikan ilmunya menjadi manfaat dan barokah,” pesan dosen Unhasy itu kepada para santri Trensains.


Pewarta: Velli/fadilla/afidatoel

Editor/Publisher: Raa