ilustrasi amalan idul adha

Oleh: Erlina Seftiana Maftuchah

Idul Adha merupakan salah satu hari besar yang dirayakan oleh seluruh umat Islam di dunia setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Banyak sekali amalan yang dapat dikerjakan pada hari raya Idul Adha, seperti halnya Hari Raya Idul Fitri,

Menurut Sayyid Sabiq dalam buku Fiqih Sunnah, Rasulullah SAW mengungkapkan keutamaan Hari Raya Idul Adha melalui hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas:

مَا مِنْ أَيَّامِ الْعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ – مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ، يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ : وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ، ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِك

Artinya: “Tidak ada hari-hari, dimana amal kebajikan lebih disukai oleh Allah SWT daripada hari-hari ini.” Maksudnya hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, meski dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah sekalipun?” Beliau menjawab, “Meskipun dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang berjuang dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak satu pun di antara keduanya itu yang kembali (mati syahid).” (H.R. Bukhari, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah & Abu Dawud).

Majalah Tebuireng

Sebagaimana dipaparkan dalam hadis di atas, Rasulullah shallalâhu ‘alaihi wasallam memberikan motivasi kepada para sahabat dan umatnya untuk tidak menyia-nyiakan salah satu di antara bulan yang disukai Allah SWT untuk beramal shalih yaitu bulan Dzulhijjah. Khususnya pada hari pertama hingga puncak ke sepuluh.

Motivasi tersebut tidak lain karena betapa agung dan banyak manfaat kemuliaan pada hari itu. Seperti hari Arafah, hari penyembelihan kurban, dan hari pelaksanaan ibadah haji. Sehingga amal kebajikan yang dilakukan pada hari itu lebih besar pahalanya daripada jihad di jalannya hari-hari lain.

Amalan-amalan yang Dianjurkan pada Hari Raya Idul Adha:

Menghidupkan Malam Hari Raya Idul Adha

Amalan Idhul Adha yang paling mudah dilakukan dan besar pahala yang didapat yaitu dengan menghidupkan malam hari raya Idul Adha. Makna menghidupkan malam hari raya Idul Adha bukan dengan memainkan kembang api atau membuat onar pada malam hari. Namun dengan memperbanyak membaca takbir, tahmid, dan tahlil pada malam Idul Adha, mulai terbenamnya matahari hingga imam naik mimbar untuk berkhutbah ketika salat Idul Adha dan berakhir pada hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijah.

Diperkuat keterangan dalam kitab Raudlatut Thalibin bahwasanya “Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.” Sehingga tak heran mayoritas umat Islam pergi ke masjid atau musholla pada malam hari untuk mengumandangkan zikir takbir, tahmid, dan tahlil.

Mandi sebelum Shalat Idul Adha

Seorang muslim sangat dianjurkan untuk mandi dengan tata cara seperti melaksanakan mandi besar dimulai dengan mengguyur air disertai niat mandi hari raya sebelum melaksanakan shalat Idul Adha. Sebagaimana hadist riwayat Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih, dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa “Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan.

Memakai Wewangian

Dipaparkan dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab bahwasanya, “Disunahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunahkan juga memakai wangi-wangian.”

Menggunakan Pakaian Paling Baik untuk Laki-laki

Dalam kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan bahwasanya, “Disunahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat salat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.”

Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat Id

Berangkat lebih awal menuju tempat shalat id dengan berjalan kaki jika memungkinkan, sangat dianjurkan dilakukan. Karena pahala yang didapat jauh lebih banyak dibanding dengan berangkat menggunakan alat transportasi.

Tidak Makan sebelum Shalat Idul Adha

Diriwayatkan dari sahabat Buraidah r.a., bahwa Nabi Muhammad SAW tidak keluar pada Hari Raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada Hari Raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah. Sebagaimana hadis di atas bahwa seorang muslim dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum selesai melaksanakan sholat Idhul Adha.

Menyembelih Hewan Qurban

Amalan sunah yang utama pada hari Idul Adha yaitu berqurban. Kaum muslim yang mampu  berqurban di hari raya Idul Adha sangat dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat khususnya orang fakir miskin dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah serta sarana membersihkan diri dari sifat kikir. Keutamaannya sangat tidak diragukan, selain mendapatkan pahala besar di bulan kesukaan Allah yang banyak diselimuti keagungan dan kemuliaan juga hewan yang dikurbankan akan menjadi tumpangan di hari akhir.


Baca Juga: Memanfaatkan Keistimewaan Bulan Dzulhijjah