Calon peserta didik tampak mengerjakan soal tes Penerimaan Santri Baru (PSB) Unit SMP A Wahid Hasyim Tebuireng. (foto: asna/to)

Tebuireng.online– Tes Seleksi Penerimaan Santri Baru (PSB) Pesantren Tebuireng ahun 2023-2024 dilaksanakan pada Sabtu (24/12) untuk tingkat SLTP; MTs Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng, SMP A. Wahid Hasyim Tebuireng, SMP Sains Tebuireng, MTs Sains Salahuddin Wahid Tebuireng dan Madrasah Muallimin.

Tes dilaksanakan selama dua hari, yaitu untuk tingkat SLTP pada 24 Desember 2022, dan SLTA pada 25 Desember 2022. Tes dilaksanakan secara offline untuk wilayah Jawa-Madura, dan online khusus wilayah luar Jawa. Pelaksanaan tes seleksi ini bertempat di unit sekolah masing-masing. 

Waka Kesiswaan SMP A. Wahid Hasyim, Ari Budi Setiawan menyatakan bahwa jumlah calon peserta didik tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya bahkan menjadi jumlah pendaftar terbanyak di antara unit-unit pendidikan yang lain, yaitu sebanyak 450 terdiri dari 257 Putra, dan 193 putri. 

“Semoga yang diterima di SMP AWH betul-betul anak-anak yang terpilih, bagus dalam akademik maupun non akademik, sehingga dapat menunggang prestasi baik di sekolah maupun di pondok,” harapnya.

Selanjutnya tim tebuireng.online melakukan wawancara dengan Ibu Novi Kurniawati salah satu calon Walisantri peserta didik unit SMP A. Wahid Hasyim menyampaikan bahwa tujuan awal ke Tebuireng adalah untuk memondokkan putranya. Sedang untuk unit sekolahnya bisa mengikuti sesuai dengan tingkatan yang ada di pesantren tersebut. 

Majalah Tebuireng

“Tujuan awal ya ke pesantrennya, kalo pendidikannya mengikuti saja. Karna ada beberap pendidikan, saya kurang familiar dengan keislaman lebih ke umum, jadi saya memilih SMP A. Wahid Hasyim yang lebih banyak porsi pendidikan umumnya,” ungkapnya. 

Selain itu, salah satu tenaga kesehatan Mojokerto ini juga berpendapat bahwa pesantren merupakan sebuah pondasi agar hidup  menjadi lebih kuat. Karena latar belakang beliau yang kurang familier dengan pesantren khususnya tentang keagamaan, sehingga lebih terfokus pada bidang umum. Itulah alasan memilih unit SMP A. Wahid Hasyim. 

“Pendidikan umumnya bisa didapatkan di sekolah, sedangkan pendidikan keagamaannya bisa didapatkan di pondoknya,” tuturnya.

Kemudian Anandita Alif Abiyyu salah satu calon peserta didik yang merupakan putra dari ibu Novi menyatakan bahwa memilih mondok adalah pilihan sendiri, ingin menjadi santri dan bisa mandiri. Selain itu, hal yang membuat ia semakin semangat ke pesantren ialah karena ada teman dari rumahnya. 

“Harapannya nanti kalau sudah jadi santri bisa dapat prestasi yang banyak, jadi anak sholeh, mandiri, bisa ngaji, jadi Imam shalat, sholeh, bisa hafal Al-Quran.” harapnya. 

Pewarta: Rafiqatul Anisah