مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ . ( رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ 

Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong dari kaum itu”. [ HR. Abu Dawud ]

إِنَّ الدِّينَ بَدَأَ غَرِيبًا وَيَرْجِعُ غَرِيبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِي مِنْ سُنَّتِي.(رَوَاهُ التِّرْمِذِى (

Agama Islam datang dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing, yaitu orang – orang yang tetap mempertahankan sunnahku disaat manusia merusaknya “. [ HR. At-Tirmidzi ]

 مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.  ( رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Majalah Tebuireng

Barang siapa benci sunnahku, maka dia bukan golonganku “. [ HR. Muslim ]

مَنْ وَقَّرَ صَاحِبَ بِدْعَةٍ فَقَدْ أَعَانَ عَلَى هَدْمِ الإِسْلَامِ ( رَوَاهُ الطَّبْرَانِى

Barang siapa memuliakan orang yang melaksanakan bid’ah, maka sama halnya orang itu membantunya untuk merobohkan Islam “. [ HR. At-Thobroni ]

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ.  ( رَوَاهُ الشَّيْخَانِ 

Tidak ada yang layak untuk di iri, kecuali dalam dua hal, yaitu seseorang yang dianugerahi Alloh ( bisa membaca ) Al-Quran dan dia membacanya disaat siang dan malam, dan seseorang yang dikaruniai Alloh harta dan dia menafkahkannya di waktu siang dan malam “. [ HR. Syaikhon ]

السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ، قَرِيْبٌ مِنَ الجَنَّةِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ . وَالبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللهِ، بَعِيْدٌ مِنَ الجَنَّةِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ، وَالجَاهِلُ السَّخِيُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ عَابِدٍ بَخِيْلٍ ( رَوَاهُ التِّرْمِذِى

Orang dermawan akan selalu dekat dengan Alloh SWT, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka. Dan orang yang pelit itu jauh dari Alloh SWT, jauh dari surga, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Alloh SWT daripada orang ahli ibadah tapi pelit “. [ HR. At-Tirmidzi ]

لَا تَزَالُ أُمَّةٌ بِخَيْرٍ مَا أَخَذُوْا العِلْمَ عَنْ أَكْبَارِهِمْ. ( أَخْرَجَهُ اَبُوْ نَعِيْمٍ فِى الحِلْيَةِ

Ummatku akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mengambil ( mempelajari ) ilmu dari para ulama’nya “. [ Abu Nu’aim meriwayatkannya dalam kitab Hilyatul Auliya]

إِنَّ هَذَا العِلْمَ دِيْنٌ ، فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ.  ( رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَد 

Ilmu adalah ( laksana ) agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian “. [HR. Imam Ahmad ]

إنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ بَعْدِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيْمُ اللِّسَانِ ( رَوَاهُ الطَّبْرَانِى

Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian semua setelah kematianku adalah orang munafiq yang pintar berbicara “. [ HR. At-Tabrani ]

إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا.  ( رَوَاهُ الشَّيْخَانِ 

” Sesungguhnya diantara pilihan terbaik kalian semua adalah yang paling baik akhlaqnya “. [ HR. Syaikhon ]

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ : ” اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرِمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ  ( رَوَاهُ البَيْهَقِى

Jagalah lima hal sebelum datang lima hal ( yang lain ). Jagalah hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, sempatmu sebelum sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, kaya mu sebelum miskinmu “. [ HR. Al-Baihaqy ]

سِتَّةٌ لَعَنْتُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللهُ ، وكُلُّ نَبِيٍّ مُجَابُ الدَّعْوَةِ : الزَّائِدُ فِي كِتَابِ اللهِ ، والمُكَذِّبُ بِقَدَرِ اللهِ، وَالْمُتَسَلِّطُ عَلَى أُمَّتِي بِالجَبَرُوتِ؛ لِيُذِلَّ مَنْ أَعَزَّ اللهُ، ويُعِزُّ مَنْ أذَلَّ اللهُ، وَالْمُسْتَحِلُ حُرْمَةَ اللهِ، وَالْمُسْتَحِلُّ مِنْ عِتْرَتِي مَا حَرَّمَ اللهُ ، والتَّارِكُ السُّنَّةِ ( رَوَاهُ الطَّبْرَانِى 

Ada enam manusia yang aku akan melaknatinya serta Alloh dan para Nabi yang terkabul doanya juga akan melaknatinya. Yaitu orang yang merubah kitab Alloh, orang yang dusta terhadap taqdir Alloh, orang yang menguasai ummatku dengan cara sewenang-wenang dengan tujuan merendahkan orang yang telah dimuliakan Alloh SWT dan memuliakan orang yang direndahkan oleh Alloh SWT, orang yang menganggap halal perkara yang diharamkan Alloh dan orang yang mengabaikan sunnahku “. [ HR. At-Thobroni ]

إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى، أَوْ أَذَى، أَوْ أَذَلَّ، أَوْ أَهَانَ، فِيْهِ رِوَايَاتٌ، لِي وَلِيًّا، وَفِي رِوَايَةٍ : وَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ فَقَدْ أَذَنْتُهُ ( اى أَعْلَمْتُهُ ) بِالحَرْبِ، وَفِي رِوَايَةٍ : فَقَدْ اِسْتَحَلَّ مُحَارِبَتِى، وَفِى أُخْرَى : فَقَدْ بَارَزَنِى بِالْمُحَارَبَةِ.  ( رَوَاهُ البُخَارِى

Sesungguhnya Alloh SWT berfirman, ” Barang siapa memusuhi, menyakiti, merendahkan atau menghina wali Ku, ( menurut riwayat lain ) wali orang-orang mukmin, maka Aku akan memberitahunya dengan permusuhan ( dalam riwayat lain ), maka sesungguhnya dia nyata-nyata menganggap halal untuk memusuhi Ku, ( dalam riwayat lain ) maka sesungguhnya dia telah nyata-nyata dan terang-terangan menantangku dengan permusuhan “. [ HR. Al-Bukhari ]

 إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ ، وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ ، وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ.  ( رَوَاهُ التِّرْمِذِى وَغَيْرُهُ، وَزَادَ اِبْنُ مَاجَه : فَإذَا وَقَعَ الإِخْتِلاَفُ فَعَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الأَعْظَمِ.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengelompokkan ummatku dalam kesesatan. Dan pertolongan Allah SWT itu diatas perkumpulan. Barang siapa menyendiri ( dalam urusan agama ) maka dia akan menyendiri didalam neraka “. — Dan Ibnu Majah menambahkan, ” Apabila perbedaan dikalangan ummatku, maka bergabunglah dengan kelompok yang paling besar, maksudnya kelompok yang benar “.

أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرى اِخْتِلَافاً كَثِيْراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، تَمَسَّكُوْا بِهَا، وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ. (رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ)

 Aku berwasiat kepada kalian semua untuk bertaqwa kepada Allah Swt. dan aku berwasiat kepada kalian untuk selalu mendengarkan dan taat, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya. Maka sesungguhnya barang siapa yang hidup diantara kalian, maka akan melihat pertikaian ( perbedaan pendapat ) yang banyak. Maka tetaplah selalu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rosyidin setelahku. Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham. Takutlah akan hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah itu tersesat “. [ HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi ]*


*Oleh: Muhammad Ali Ridho