Sumber gambar: https://sufimuda.net/2016/03/27/sedih/

Oleh: Silmi Adawiya*

Hidup adalah sebuah proses, tidak hanya diam menunggu beres. Hidup tidak mungkin datar-datar saja, semua masalah membuatmu sekuat baja. Semua tantangan harus dihadapi, tidak sekadar diresapi. Tugas apapun dalam hidupmu harus diselesaikan, bukan melulu jadi bahan updatean. Yah begitulah hidup, banyak kejutan dari Tuhan yang tak terbungkus seperti paketan.

Ibarat sebuah guci, semakin banyak proses penyiksaan seonggok tanah liat maka semakin bagus dan mahal harganya. Manusia pun begitu, semakin dewasa semakin banyak masalah yang menerpa. Tuhan sengaja mendesain seperti itu, senada dengan firmanNya dalam QS al-Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Makna bisyai’in dalam ayat tersebut bermakna sedikit. Jadi Allah hanya menimpakan sedikit saja ujian di atas samudera keindahan alam ini. Sedikit saja, guna untuk bersabar dan menguji keimanan seseorang. Karena sejatinya Allah selalu menghadiahkan hidayah bagi hambaNya yang bersabar dengan tetap dalam ketakwaannya. Janji Allah dalam QS at- Taghabun ayat 11:

 مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. “

Dalam buku fenomenalnya La Tahzan, Aid al-Qarni menceritakan bahwa Rasulullah selalu menyegerakan shalat ketika dalam keadaan sedih atau ditimpa ketakutan. Suatu ketika Nabi Muhammad berkata kepada Bilal, ”ketenanganku ada pada shalat,” Pelajaran bijak Rasul tersebut seirama dengan kalam Allah dalam QS al-Baqarah ayat 153:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Begitulah Allah menunjukkan cara terjitu dalam meminta pertolonganNya. Melalui shalat yang menenangkan dan sabar yang meneduhkan. Bahkan pada QS az-Zumar ayat 10, Allah menjanjikan pahala yang tak terbatas bagi orang yang bersabar. Imam al-‘Auz’ai memberikan keterangan bahwa balasan bagi hamba yang sabar tidak lagi ditimbang, maupun diukur, namun diambilkan tanpa ada batasnya.

Rasulullah pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن، إن أصابته سراء شكر، فكان خيرا له، وإن أصابته ضراء صبر، فكان خيرا له) رواه مسلم)

“Sungguh sangat menakjubkan perkaranya seorang mukmin itu, semua perkaranya baik, dan tidak ada pada seorang pun melainkan hanya seorang mukmin, jika dirinya mendapat rezeki dia bersyukur, maka itu baik baginya, jika dirinya ditimpa musibah lalu bersabar itu juga baik baginya.” HR Muslim.

Dan sabar kali ini tidak sekadar mampu menahan musibah dan meneguk rasa sakit yang menyekat di kerongkongan, namun juga sabar yang mampu mencari solusi permasalahannya dan sanggup menata kembali perkaranya. Adakalanya sabar di dalam mencari solusinya dengan dakwah kepada Allah Azza wa jalla, adakalanya sabar di dalam mencari solusinya dengan mendidik dan bergaul dengan cara yang indah. Demikian seterusnya setiap masalah dibutuhkan cara penyelesaian dan kesabaran dalam mencari solusinya.


*Ditulis oleh Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Alumnus Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.