Sekretris Jenderal Kementerian Kelautan, Rifky Effendi Hardijanto melihat langsung lokasi budidaya lele di Pondok Pesantren Khoiriyah Hasyim Seblak, Jumat (05/01/2018). (Foto: Ifana/Fitri).

Tebuireng.online- Indonesia merupakan negara yang dua per tiganya adalah laut. Tentunya, secara logika bahwa  sektor perokonomian harusnya digerakkan oleh sumber daya yang berasal dari laut. Namun hal itu belum banyak terealisasi. Oleh karenanya, saat Jokowi menjadi presiden, ia menjadikan laut sebagai tulang punggung perekonomian bangsa.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Sekretris Jenderal Kementerian Kelautan, Rifky Effendi Hardijanto bahwa dalam mendukung misi tersebut, Menteri Kelautan RI mencanagkan tiga hal. Yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Hal ini disampaikan dalam acara kuliah umum “Mengembangkan Spirit Kewirausahaan di Kalangan Santri” yang bertempat di Pondok Pesantren Khoiriyah Hasyim Seblak, Jumat (05/01/2018).

Lelaki yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) tersebut mengungkapkan untuk membuat sektor perikanan di Jombang dengan budidaya perikanan. Hal ini disampaikan karena melihat bahwa di Jombang tidak ada laut.

Pondok-pondok pesantren di Jawa menjadi sentral perikanan dengan menanamkan gemar makan ikan. Tidak hanya sekadar mengonsumsi saja, namun juga mendorong sebagai penghasil ikan. Seperti dengan adanya budidaya ikan lele sistem bioflok.

“Setelah adik-adik lulus dari pondok, sudah tahu bagaimana mengelola percontohan produksi perikanan bioflok ini,” harapannya kepada para santri.

Majalah Tebuireng

Direktur Yayasan Khoiriyah Hasyim, Nur Laili Rahmah, menerangkan bahwa Yayasan Khoiriyah Hasyim mendapatkan bantuan dua paket kolam lele lengkap dengan bibit dan pakannya. Begitu juga dengan Panti Asuhan Al Khoiriyah Seblak, yang mendapatkan dua paket kolam ikan yang setiap satu paket berisi 12 kolam.

“Dengan acara ini mudah-mudahan bisa menjadikan sebuah bekal kepada kita menjadi pengusaha nantinya,” ungkapnya dengan harapan santri mampu mengamalkannya.


Pewarta: Nur Ifana

Editor/Publisher: Rara Zarary