Luar Biasa! Sibuk Urus Ratusan Santri, Perempuan Ini Jadi Lulusan Terbaik

Nailia Maghfiroh, peraih cumlaude jurusan Hadis dan Ilmu Hadis Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Selain meraih prestasi ini, ia juga pernah dinobatkan sebagai Duta Santri Nasional tahun 2018 lalu. (Foto: istimewa)

Tebuireng.online— Beberapa mahasiswa berpikir bahwa mendapatkan nilai terbaik merupakan salah satu impian besar. Bisa dikata mungkin hampir semua mahasiswa menginginkan predikat terbaik tersebut.

Tetapi nyatanya tidak sedikit dari mahasiswa tersebut lupa menyertakan semangat belajar, kesungguhan berjuang, dan disiplin, sehingga banyak mahasiswa yang akhirnya menggantungkan impian dan harapan tersebut, yang pada akhirnya hanya sebatas “yang penting lulus” atau bahkan beberapa banyak mahasiswa yang tidak lulus.

Di sisi lain, soal meraih nilai tinggi, banyak orang yang mengakatan, “biasanya mahasiswa yang memiliki kesibukan di luar kampus akan gagal dalam akademik”. Namun jangan lupa, peryataan itu tidak selamanya benar.

Buktinya, asumsi tersebut nyatanya tak berlaku bagi mahasantri (mahasiswa) satu ini. Perempuan satu ini adalah Nailia Maghfiroh, perempuan asli Nganjuk yang merupakan Mahasantri jurusan Hadis dan Ilmu Hadist di Mahad Aly Hasyim Asy’ari.

Selain menjadi mahasiswa yang mendapatkan nilai mumtaz (cumlaude) ia juga aktif diberbagai aktivitas lain, salah satunya ialah mengabdi pada pesantren (menjadi pengurus dan pembina) tepatnya menjadi koordinator keamanan santri Putri Tebuireng, aktif menjadi tim media penerbitan Tebuireng, dan pernah meraih Duta Santri Nasional.

Berikut simak hasil wawancara tim tebuireng.online dengan narasumber:

Bagaimana perasaan anda ketika dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan predikat mumtaz/cumlaude?

Tentunya bahagia dan bersyukur, meski sebenarnya saya merasa kurang pantas. Karena masih banyak teman-teman yang jauh lebih pantas mendapatkan predikat itu, namun ya semoga ini bisa menjadi motivasi saya ke depannya.

Apa rahasianya anda meraih mumtaz di tengah-tengah kesibukan aktivitas dan tanggung jawab yang lain?

Tentu kuncinya ya pandai membagi waktu dan fokus, namun saya tidak mengatakan saya pun bisa maksimal ya, seringkali juga karena overlapping itu saya juga kurang maksimal dalam banyak hal, namun yah mungkin justru barokah pengabdian, doa masyayaikh dan para guru yang membuat saya bisa bertahan sejauh ini dengan tanpa mengabaikan tugas utama, yaitu belajar.

Kalau boleh tahu, apa judul skiripsi yang di angkat oleh anda?

Kalau untuk skripsi, secara umum saya membahas tentang salah satu metode periwayatan Hadis dan pengaruhnya terhadap proses ijtihad, namun sebenarnya predikat mumtaz merupakan akumulasi dari nilai sejak semester awal, jadi bukan hanya dari penilaian skripsi saja.

Bagaimana kesan selama menempuh pendidikan di Ma’had Aly?

Sangat amat bersyukur sekali pernah belajar di sana, semoga Allah memberikan balasan terbaik untuk para guru dan masyayaikh Pesantren Tebuireng.

Apa pesan yang ingin disampaikan kepada temen-temab yang masih berjuang di Ma’had Aly?

Pengabdian adalah salah satu yang membedakan antara Ma’had Aly dengan lainnya, kita diberi wadah untuk mengamalkan ilmu, jadi selamat menikmati proses belajar dan pengabdian yang ada, dan manfaatkan kesempatan yang masih ada untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari para guru.

Biodata

  • Nama lengkap: Nailia Maghfiroh
  • TTL: Nganjuk, 20 Juli 1997
  • Alamatsaat ini: Sleman Yogyakarta
  • Akun sosmed: @nailiamaghfiroh

Pewarta: Dimas Setyawan

[fb_plugin comments width=”100%”]

Exit mobile version