“Dalam hal ini meliputi kepemimpinan di level bangsa mau pun daerah terutama dari segi visi mereka, sejauh mana mereka punya visi yang sesuai dengan kami dalam menyampaikan pokok pikiran. Setiap pesantren memiliki potensi besar, tetapi potensi itu selama ini tetap menjadi potensi belum banyak berhasil, maka kita garap, kita gali, kita aktualkan potensi itu menjadi sebuah kegiatan yang nyata,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ini.
Dilanjutkan dengan sambutan H. Marzuki Alie, SE., MM. PhD, sebagai Ketua YP3I, “Seperti yang dikatakan Gus Sholah, manakala potensi tidak direalisasikan akan tetap menjadi nama potensi saja tapi tidak bermanfaat untuk membangun umat. Oleh karenanya dengan memohon ridho Allah, sahabat, ulama, cendekiawan, habib, dan juga orang-orang yang peduli dengan perkembangan Umat Islam saat ini, ingin berkomitmen dalam bentuk kontribusi yang menjadi solusi bagi bangsa bukan menjadi masalah bagi bangsa,” terangnya saat konferensi pers.
Ketua YP3I tersebut juga menambahkan bahwa energi yang besar di pesantren-pesantren ini yang seringkali di salah arahkan, sehingga bukan jadi kontributif tetapi jadi kontra produktif. “Kekuatan yang besar inilah yang kemudian di kumpulkan untuk mewujudkan serta mencapai mimpi kita menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Sehingga kita betul betul mendapatkan pemimpin yang memperhatikan kepentingan Umat Islam. Agenda pelatihan baik dalam manajemen, marketing, keuangan, keahlian, teknis, dan lainnya dalam membangun ekonomi umat, selain itu juga ada pemagangan, kedua kita membangun pelaku ekonomi bukan lagi sebagi objek sehingga dalam lima tahun ke depan dapat menjadi arah dari perjuangan kita. Paling tidak menuju arah yang benar.”
Berlanjut dengan sambutan Mulya Man Hadad selaku Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan mengenai pentingnya pemberdayaan umat, “Terutama umat sekitar pesantren adalah meyakini akses keuangan menjadi lebih mudah dan itu merupakan tugas saya di OJK. Tentu saja perbaikan akses ini menjadi pilar penting. Di sini pesantren kemudian menjadi sentral dan strategis. Di sinilah pesantren hendak menjadi fasilitator dan juga sekaligus menjadi pusat pendampingan, akses menjadi lebih terbuka karena kita yakini bisnis dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, kemampuan pesantren yang menjadi sentral pendampingan ingkubator bagi kegiatan UMKM menjadi sangat urgensi untuk segera di bagun dan kami akan bekerja sama,” terangnya di hadapan para wartawan.
Gus Sholah juga memaparkan mengenai kabar keterlibatan dengan Yayasan Peduli Pesantren Indonesia beberapa saat yang lalu. Dalam pemaparannya, beliau telah menolak bergabung dengan yayasan tersebut, kemudian beliau diajak oleh sahabatnya untuk bergabung dengan Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) pada tanggal 20 Desember 2016 lalu. Beliau juga menyampaikan bahwa masih banyak pesantren yang masih bingung dengan potensinya, ada pula pesantren yang tahu potensi namun bingung cara untuk merealisasikan. YP3I mencoba melaksanakan kegiatan yang serius dan semoga dapat membawa dampak baik untuk bangsa Indonesia.
_____________________________________________________________________
Pewarta : Nazha
Editor : Munawara
Publisher : Masnun Muhammad