ilustrasi: bagus/to

Oleh: Faizal Amin*

Siapa yang tidak mengenal Jalaluddin Rumi dengan puisi dan kata-katanya yang memukau mengesankan para pembaca, bahkan yang mengagumi beliau bukan hanya dari kalangan islam, nonmuslim pun banyak yang menggemari. Baik dari kalangan barat maupun dari timur. Bahkan Franklin Lewis dalam bukunya Rumi; Past and Prasent, East and Wast, menyatakan bahwa Rumi adalah salah satu tokoh yang paling digemari di dunia Barat, khususnya di Amerika (Jabir, 2018: 12).

Kemasyhuran yang disandang oleh beliau ini merupakan diantara berkah dari doa gurunya, sebagaimana Ibnu Abbas dan Abu Hurairah yang mendapatkan doa Baginda Nabi Saw.

Sewaktu kecil Maulana Rumi dibawa oleh orang tuanya (Bahaudin Walad) untuk sowan ke Syaikh Faridudin Aththar. Fariduddin Aththar sendiri adalah seorang sufi sebelum Maulana Rumi nama lengkap beliau Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim Farid al-Din al-Aththar. Aththar lahir di Persia, 506 H / 1119 M. Nama Aththar ini beliau dapatkan dari masyarakat sekitar yang berarti “ahli minyak” atau “ahli kimia”, karena dahulunya Aththar adalah seorang dokter yang mendapatkan warisan rumah obat atau apotik dari sang ayah tercinta.

Waktu itu Jalaluddin Rumi masih berumur sekitar sepuluh tahun, Rumi kecil dielus-elus kepalanya sambil lalu Aththar berkata kepada Ayahanda Rumi, “anakmu ini akan harum namanya, baik di Barat Maupun di Timur,” sang ayah merinding menyimak hal tersebut, sebagaimana diceritakan dalam kitab Mantiquth Thayr, dan terbukti Rumi dikenal hinnga saat ini. Memang betul orang yang suci hatinya seringkali menjadi perantara untuk memberkati kehidupan orang lain. 

Majalah Tebuireng

Sebagian sufi mengatakan bahwa ketika Aththar mengucapkan atau mendoakan Rumi, beliau sedang meramalkan kegemilangan spiritual Rumi yang kelak menjadi berkah bagi banyak orang, ada yang mengatakan Aththar saat itu buat meramal masa depan Rumi, tapi lebih dari itu beliau sedang mengukir perjalan rohani Rumi disertai izin Allah Swt.

Doa dari orang-orang ahli ibadah memang sangat mendukung kemajuan dan kesuksesan diri, itu kenapa meminta doa kepada para ahli ibadah, ulama dan lainnya dirasa sangat penting, apalagi untuk anak, doa dari orang ahli ibadah sangatlah berpengaruh, sebagaimana cerita di atas. Akan tetapi hal ini tidak terlepas dari dukungan dan keinginan orang tua dalam membimbingnya. Maka dari itu orang tua sangat berperan untuk kemajuan dan masa depan anak. 

Sebagaimana orang tua Rumi dalam cerita di atas, maka sangatlah pas jika hal itu kita tiru dan terapkan dengan cara mendatangi orang ahli ibadah, ulama dan lainnya bukan untuk meminta foto namun lebih untuk meminta arahan, bimbingan serta doa untuk masa depan anaknya.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.