Tebuireng.online—SMK Khoiriyah Hasyim Jombang pada mulanya berdiri di bawah naungan Yayasan Seblak, yang pada tahun 2015 akhirnya di pindahtangankan pada Yayasan Tebuireng yang lokasinya bersebelahan dengan Gedung Universitas Hasyim Asy’ary (Unhasy) Jombang sebelum akhirnya ditetapkan di Mojosongo. Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah tersebut mendapatkan bantuan pemerintah berupa sekolah komunitas pesantren berupa tiga gedung kelas dan satu laboratorium, sedangkan bantuan dari yayasan berupa subsidi dana dan tanah wakaf milik yayasan yang luasnya sekitar 8.500 persegi. Jumlah sisiwa pada awal tahun ajaran baru ada 13 siswa, kemudian ajaran selanjutnya terdapat 40 siswa, dan pada tahun ini sudah terdaftar sekitar 70an calon siswa SMK pada gelombang 1-2 pendaftaran, dan berencana membuka dua kelas.

Komunitas Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyatakan bahwa SMK menyumbang 10 persen pengangguran di Indonesia. Berikut adalah hasil wawancara wartawan tebuireng.online dengan Kepala Sekolah SMK Khoiriyah.

Bagaimana tanggapan Anda sebagai Kepala Sekolah SMK Khoiriyah mengenai pernyataan Komunitas Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) tersebut?

Yang dinyatakan oleh pihak Komunitas Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) memang betul adanya, hal tersebut juga sering dinyatakan oleh pemerintah yang bersagkutan. Pengangguran SMK memang banyak. Ya, menurut saya karena memang siswanya kurang dipersiapkan dengan matang oleh sekolahnya. Sehingga  ketika anak lulus dari sekolah tersebut belum bisa bersaing dengan ketat di luar atau dunia kerja. Selain itu juga, SMK adalah Sekolah Kejuruan, di mana dalam mencari pekerjaan harus sesuai dengan jurusannya. Sedangkan lowongan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan itu biasanya sudah penuh, berbeda dengan sekolah yang bukan se-jurusan ia akan mudah mencari lowongan pekerjaan di mana pun.

Bagaimana kurikulum yang ada di SMK Khoiriyah, apa yang dilakukan untuk menanggulangui problem di atas ?

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Supaya anak-anak tidak menyumbang angka pengangguran menjadi lebih besar, kami dari SMK Khairiyah memenuhi sarana belajar dan kinerja siswa, seperti dalam hal kamera foto, kamera untuk video, dan kebutuhan belajar yang lain. Kemudian pemantauan praktik di dunia industri kita pantau. Saat ini ada dua anak kami yang sedang belajar di studio TVRI Semarang, dan tiga anak di Madiun. Ada juga anak-anak kami yang studio animasi di Bogor. Sehingga nanti anak-anak bukan lagi jadi pengangguran.

Selain dari segi kurikulum, apakah ada fasilitas lain untuk menanggulangi hal di atas, seperti membuka studio misalnya?

Belum, kami masih mengajukan dana di Djarum Foundation, kami berkeinginan memilki studio mini foto, video, maupun film-film. Anak SMK kita juga sudah sering diajak shooting, fotografer di acara-acara pernikahan, dan acara besar. Jadi anak-anak kita sudah dipercaya kemampuannya.

Lalu, apa harapan Anda untuk anak didik Anda nantinya?

Saya berharap anak-anak itu di sini betul-betul sudah latihan kerja, dari hal kedisiplinan, semangatnya, motivasinya, jadi bukan hanya sekolah saja, kita juga membudayakan budaya kerja, sehingga ketika sudah keluar dari sekolah anak-anak sudah siap dalam keadaan apapun.


Pewarta:           Nazhatuz Zamani

Editor:              Munawara

Publisher:         Farha Kamalia