tebuireng.online– Harapan kembali tumbuh dalam jiwa organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama ketika venue muktamar diputuskan akan di gelar di Jombang. Kembali ke khittah dan menjadikan NU seperti awal didirikan oleh Hadratussyaikah adalah tujuan utama yang digadang-gadang. Seperti adigium yang diserukan oleh Hadratusyaikh dalam Muqodimah Qonun Asasinya “Ini adalah Jam’iyah yang lurus bersifat memperbaiki dan menyantuni.”

Tebuireng sebagai salah satu tuan rumah Muktamar ke-33 NU mengebut persiapan dalam berbagai hal, termasuk keamanan. Demi lancarnya kegiatan yang melibatkan berbagai elemen di seluruh Indonesia bahkan dunia, Tebuireng harus bekerja lebih ekstra dari hari-hari biasanya demi suksesi agenda terbesar NU tersebut.

Salah satu hal yang dijadikan prioritas adalah keamanan peserta. Menurut salah satu satpam Tebuireng mengatakan bahwa pondok harus steril dari orang-orang yang tidak memiliki kepentingan. “Bagi peserta yang tidak memiliki Id card resmi dari panitia Muktamar dilarang masuk ke dalam lingkungan pesantren Tebuireng.”

“Untuk meningkatkan keamanan dalam agenda muktamar ini setiap sudut yang penting akan ada personil keamanan”, ungkap Hafidz, salah satu anggota Satuan Pengamanan Pesantren Tebuireng. Ia juga menegaskan bahwa jajaran satpam Tebuireng sudah menjalin kerjasama dengan polisi, tentara dan Banser untuk mengawal keamanan selama muktamar di Tebuireng.

Sebelumnya satpam Tebuireng sempat mendapat briefing dari Polda Jombang guna memperkuat kordinasi dalam menjaga keamanan selama muktamar. Polda akan menurunkan sekitar 1000 personil yang akan dibagi di empat tempat penyelenggara muktamar (tuan rumah). Dan penjagaan ini dilangsungkan selama 24 jam non-stop tanpa henti agar semuanya tetap aman dan terkendali. (SEP/abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online