Anak-anak Dusun Bajang yang hari-harinya dihabiskan untuk bergelut dengan buku di Rumah Baca Daanish Aniq Mojowartno Jombang yang didirikan oleh Bu Yaya.

tebuireng.online– Beberapa anak terlihat datang dan lalu menhampiri rak-rak buku yang tersedua. Beberapa dari mereka sudah datang terlebih dahulu dan sedang asik membaca halaman demi halaman buku. Prawakan mereka sederhana, pun dengan tempat itu, terlihat sederhana tetapi teduh dan sarat akan proses perjuangan. Semua berawal dari mimpi seorang ibu rumah tangga dan guru swasta di Mojowarno Jombang.

Sebuah mimpi memiliki perpustakaan pribadi untuk berbagi pencerahan pengetahuan pada masyarakat setempat, mendorong sosok perempuan yang kesehariannya sibuk mengajar di Yayasan Pendidikan Islam MI Miftahun Najah, sekaligus sebagai guru Bimbel (Bimbingan Belajar) di rumahnya itu, untuk terus berjuang hingga sukses membangun satu tempat sedehana yang disebut Rumah Baca untuk masyarakat di desa. Perempuan pemilik mimpi mulia tersebut adalah Ibu Wahyu Setyani, S.Pd., yang lebih akrab dengan sapaan Bu Yaya.

Sejak duduk di bangku sekolah, Bu Yaya ingin menghiasi rumah dengan jajaran buku di dinding rumahnya, yang masyarakat sekitar juga boleh memanfaatkan buku tersebut. Dalam sebuah pengakuannya, Bu Yaya mengatakan, “Mengingat dulu saya suka membaca. Namun karena saya tinggal di desa, sehingga sarana dan prasarana kurang mendukung. Adanya faktor tersebut, membuat saya sulit mendapatkan buku. Selain itu buku bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat terbatas, jauh dari perpsustakaan kota, dan harga buku yang tidak terjangkau, membuat saya bertekad untuk mendirikan rumah baca gratis. Agar anak-anak tidak bernasib sama seperti saya,” Bu Yaya mengenang saat awal berkeinginan mendirikan Rumah Baca.

Siapa dapat menyangka, tepat pada tahun 2012, Allah telah membuka pintu untuk mimpi mulia Bu Yaya. Dalam ceritanya, ia tidak sengaja bertemu dengan seorang teman semasa kuliah, yang bernama Pak Babrak Kamal Bumi Dian. Pak Babrak bercerita kalau mempunyai Griya Baca ABUKUS. Dalam suasana haru tersebut, Bu Yaya akhirnya konsultasi kepada Pak Babrak mengenai keinginannya mendirikan Rumah Baca. Respon positif dari Pak Babrak, memberikan semangat baru bagi Bu Yaya untuk mewujudkan mimpinya, memiliki rumah baca bagi warga desa.

Selain Bu Yaya, pemuda dan pemudi dusun juga ikut menjadi relawan Rumah Baca Daanish Aniq

Dua tahun berlalu. Tepat pada tanggal 31 Januari 2014, atas kehendak-Nya, diresmikanlah Rumah Baca bernama “Rumah Baca Daanish Aniq”. Nama tersebut diambil dari bahasa arab, Daanish berarti ilmu pengetahuan, dan Aniq berarti cerdas.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

”Pemberian nama Rumah Baca Daanish Aniq memiliki makna filosofis, yaitu bisa mendapatkan ilmu pengetahuan luas dari buku-buku yang kami baca. Sehingga kami bisa menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas,” ungkap pendiri Rumah Baca tersebut usai diwawancai oleh pewarta tebuireng.online (Tebuireng Online).

Sekitar 50 anak dari Dusun Bajang, mulai siswa kelas IV hingga kelas XII MA Miftahun Najah berkumpul untuk menghadiri peresmian Rumah Baca tersebut. Bu Yaya selalu mengucap syukur dan berharap semoga Allah selalu memberi kemudahan dan keberkahan pada Rumah Baca yang didirikan.

Dalam acara tersebut, Pak Babrak dan salah satu volunter-nya yang bernama Ghunniyatul Karimah, memberi pencerahan kepada anak-anak, mengenai pentingnya membaca. Melalui Pak Babrak beserta relawan dari Griya Baca ABUKUS, Bu Yaya selalu merasa terbantu dalam mengelola Rumah Baca Daanish Aniq dengan meminjamkan 100 buku menggunakan sistem rolling. Beberapa hari kemudian, Pak Babrak mendampingi Bu Yaya mendaftarkan Rumah Baca Daanish Aniq pada Yayasan 1001 Buku (Jaringan Relawan dan Pengelola Taman Baca Anak) yang bertempat di Jakarta. Alhasil, sangat membahagiakan, Yayasan tersebut mengirimkan buku gratis setiap tiga bulan sekali kepada Yayasan Rumah Baca Daanish Aniq.

Saat ini Rumah Baca Daanish Aniq berlokasi di kediaman Bu Yaya, di Dusun Bajang, Desa Karanglo, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Di Rumah Baca Daanish Aniq, terdapat buku anak-anak, remaja, dewasa, serta bacaan untuk  ibu-ibu, misalnya buku tentang cara memasak, buku tentang keluarga, dan masih banyak lainnya. Ada juga beberapa majalah, termasuk Majalah Tebuireng. Buku yang terkumpul, selain dari Griya Baca ABUKUS dan 1001 buku, juga diperoleh dari Asma Nadia Publishing House, SIGI (Sahabat Indonesia Berbagi), Penerbit Pustaka Kata, dari teman-teman, saudara, dan berbagai pihak.

Selain menggugah kesadaran bersama untuk menjadikan aktifitas membaca sebagai kegiatan rutinan, setiap hari Jumat, ada kegiatan yang dinamakan Jumat cerdas, Jumat kreatif, Jumat pintar, Jumat memasak, Jumat Literasi, yang dibina langsung oleh penulis muda, Anggi Putri W.

“Melalui akun FB Rumah Baca Daanish Aniq, saya aktif mengunggah hasil dokumentasi kegiatan rutin anak-anak setiap hari Jumat. Akhirnya banyak dari teman-teman yang ikut mendonasikan buku. Alhamdulillah, sudah terkumpul kurang lebih 1000 buku, cerita Bu Yaya dengan rasa syukur.

Dalam mengelola Rumah Baca tentu tak akan berjalan tanpa sebuah visi utama. Visi itu adalah Rumah Baca Daanish Aniq dapat menjadi wadah pengembangan wawasan dan keilmuan dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas, prestatif dan berakhlakul karimah. Selain visi, Rumah Baca ini pun memiliki misi yang sangat mulia, yaitu meningkatkan minat baca anak-anak Dusun Bajang dan sekitarnya dengan program membaca dan belajar aktratif serta kreatif di Rumah Baca Daanish Aniq. Selain itu juga bertujuan untuk menunjang dan mendampingi anak-anak Dusun Bajang dan sekitarnya agar lebih tertarik untuk membaca dan belajar di Rumah Baca Daanish Aniq, menjadikan Rumah Baca Daanish Aniq sebagai perpustakaan Dusun, guna meningkatkan daya tarik membaca dan belajar  masyarakat dusun Bajang dan sekitarnya, menjadikan Rumah Baca Daanish Aniq sebagai sarana dalam mendukung bacaan dan informasi, dengan adanya kerja sama melalui perpustakaan dan Rumah Baca lainnya.

Alumnus STKIP PGRI Jombang tersebut menceritakan semua alur berdirinya Rumah Baca ini dengan rasa penuh bahagia dan syukur. Sebelum mengakhiri semua rangkaian kenangan demi kenangan tentang cita-cita dan mimpinya yang mulia, ada rangkaian  pesan yang disampaikan dengan penuh semangat dan yakin.

Bercita-citalah setinggi mungkin

Bermimpilah sebanyak mungkin

Tapi ingatlah, cita-cita dan mimpimu jangan kau tunjukkan untuk dirimu sendiri, melainkan untuk orang lain juga.

Pasti, Allah akan mewujudkan dengan cara indah-Nya.

Dan pasti, Allah akan mewujudkan jika kau benar-benar sudah siap.

Dan marilah kita menjadi generasi berguna bagi orang-orang disekitar kita.

Karena itulah sebenar-benarnya hidup dan sebenar-benarnya kebahagiaan.

Perasaan yang penuh bahagia, membuat perempuan yang mengaku kagum pada sosok KH. Abdurrahmah Wahid atau Gus Dur ini, selalu ingin berbagi bahagia pada orang lain, termasuk terselenggaranya rumah baca ini dengan dinamis serta dapat dipetik manfaatnya oleh banyak kalangan di desanya. Tentunya seperti Sang Tokoh panutan, ingin bermanfaat bagi sesama, tak pernah memandang rendah siapa dan apa.

Profil Bu Yaya

Nama                                      : Wahyu Setyani, S.Pd

Jabatan                                    : Guru/penggelola Rumah Baca Daanish Aniq

TTL                                          : Jombang, 21 Januari 1988

Suami                                      : Nur Mukhlis, S.Pd

Anak                                        :

  • Fazza Mazza Ahwaz
  • Ahza Mazza Abbasy

Pendidikan                              :

  1. MI Miftahun Najah (1994-2000)
  2. Miftahun Najah (2000-2003)
  3. MA Miftahun Najah (2003-2006)
  4. S1 di STKIP PGRI Jombang (2006-2010)

Hobi                                         : Membaca

Tokoh yang dikagumi              : KH. Abdurrahman Wahid

Cita-cita                                  : Ingin mendampingi anak-anak di dusun Bajang dan sekitarnya, meraih cita-cita masing-masing dengan memberikan gedung besar yang layak, sehingga anak-anak bisa bebas melakukan kegiatan positif dan memberikan fasilitas terbaik di Rumah Baca, seperti memberikan buku bacaan yang lebih lengkap, mendirikan akses internet, dan menyediakan peralatan kerajinan dan memasak dengan lengkap.


Pewarta:     Izza El-Mufidati

Editor:        Munawara

Publisher:   M. Abror Rosyidin