Oleh : KH. Fauzan Kemal al Hafidz

أَلْحَمْدُ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلِّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، لَامَعْبُوْدَ إِلاَّ إِيَّاهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلـِـــــــــــــــ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ .

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Mari kita berusaha untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Setiap kali kita menghadiri acara, seperti salat jumah ini seorang khatib pasti berpesan ‘bertakwalah’. Takwa memang mudah diucapkan dan sebetulnya tidak mudah dilakukan kalau kita benar-benar memohon kepada Allah Swt. Maka, ucapan yang sering kita dengarkan “imtitsalu al-awamirillah wa ijtinabu an-nawahi” berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah sekaligus menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hal ini, kalau kita hanya mengandalkan upaya kita. Kita tidak akan mampu melakukannya (takwa) tanpa pertolongan dari Allah Swt. Maka doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw. allahumma ‘ainny ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika, memohon pertolongan kepada Allah. Mudah-mudahan dengan tahapan usaha yang pertama, kita mau mengevaluasi terhadap semua perilaku kita. Lalu apabila itu benar, maka kita bersyukur kepada Allah karena kita telah mendapat pertolongan dari Allah.

Seandainya (perilaku) itu salah, bukan Allah yang salah tetapi kita lah yang salah. Mari kita berusaha memohon ampun kepada Allah Swt. dan memohon bimbingan-Nya. Sehingga hidup dan kehidupan kita ini senantiasa mendapatkan ridla dari Allah Swt.

Karena untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, tidak ada lain kuncinya adalah alladzi aamanu wa kaanu yattaquun. Orang itu harus beriman kepada Allah Swt. dan senantiasa melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Sebagaimana tradisi orang ahli sunnah wa al-jamaah di dalam naungan Nahdlatul Ulama, semalam kita bersama-sama bermunajat kepada Allah Swt., membaca yasin bersama-sama, salat sunnah seperti salat taubah, hajat, atau tasbih. Itu adalah pesan para ulama untuk mengajak umatnya berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Biarkan orang lain mengatakan itu bid’ah. Bukan sesuatu kewajiban, seseorang mau membaca yasin, salat sunnah, tetapi semua itu adalah usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Mudah-mudahan amalan kita tadi malam diterima oleh Allah Swt. sehingga yang pertama, hidup kita senantiasa dalam bimbingan-Nya. Kedua, mudah-mudahan kita diberi rizki yang halal untuk beribadah kepada Allah Swt.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Rasulullah Saw. pernah menyampaikan, “Bulan Sya’ban ini adalah bulan antara Rajab dan Ramadan. Banyak sekali manusia lupa terhadap keistimewaan bulan ini.”

Beliau menyampaikan, “pada bulan Sya’ban ini amal perbuatan hamba Allah dilaporkan.” Maka Rasulullah tidak ingin ketika pelaporan amal perbuatan ini, Rasulullah dalam keadaan tidak berpuasa. Maka dari itu, bersyukurlah para jamaah yang bisa menjalankan puasa, yaitu pada ayyamul bidh dimulai tanggal 13,14, 15 bulan Hijriyah.

Mudah-mudahan puasa itu diterima oleh Allah Swt. Kita doakan pula, para jamaah atau saudara-saudara kita yang hari ini atau pada bulan Sya’ban belum bisa menjalankan ibadah puasa ayyamul bidh, mudah-mudahan diberi panjang umur oleh Allah Swt. dan diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalankan ibadah puasa ayyamul bidh.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Rasulullah tidak menjelaskan kapan amal perbuatan itu dilaporkan. Cukup beliau menyampaikan, “pada bulan Sya’ban inilah.” Makanya Rasulullah hampir satu bulan penuh berpuasa dibanding puasa di bulan lainnya selain bulan Ramadan. Rasulullah berpuasa Senin-Kamis, “pada hari Kamis amal perbuatan manusia dilaporkan, maka aku ingin pada pelaporan amal itu aku dalam keadaan berpuasa.” Pada hari senin, karena “pada hari Senin itulah aku dilahirkan, maka hari itu aku berpuasa.” Itulah nabi kita Muhammad Saw.

Jika saya boleh mengambil, “kalau seseorang itu ingin muhammadun (dipuji) oleh Allah dan masyarakat, bahkan dipuji oleh seluruh alam ini maka ayo kita bersama-sama mencontoh Rasulullah. Kalau Rasulullah berpuasa di hari kelahirannya, maka mari kita berpuasa di hari kelahiran kita. Insyaallah kita akan dipuji sebagaimana Rasulullah Saw. itu dipuji.

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Tidak terasa dua minggu lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Bulan yang penuh keberkahan, kesadaran, yang disana ada malam lailatul qodar yang penuh dengan kebahagiaan dan keistimewaan. Maka hari ini kita berusaha untuk belajar menghadapi bulan Ramadan. Mulai dari menjalankan salat sunnah qabliyyah dan ba’diyyah, salat dhuha, salat malam,  supaya kita tidak kaget menjalankan salat tarawih.

Begitu pula, para jamaah yang hari ini sedang berpuasa, itu tetap anda lanjutkan untuk proses belajar agar tidak kaget berpuasa di bulan Ramadan. Semoga anak-anak kita di lingkungan pesantren, terus bisa membaca al-Quran. Karena ia bacaan yang sangat mulia dibandingkan bacaan yang lain.

Kalau kita mengacu bahwa amal perbuatan manusia dilaporkan tadi malam dan hari ini ada catatan baru, maka seperti apa yang disampaikan oleh al-maghfurlah KH. Yusuf Masyhar yaitu bidayatu kulli syain, nihayatuhu. Awal setiap sesuatu itu akan menunjukkan pada akhirannya. Kita buka lembaran catatan baru kita ini dengan perbuatan-perbuatan yang baik, bila nanti suatu ketika kita diambil oleh Allah dalam keadaan khusnul khatimah.

Yang terakhir, mudah-mudahan doa yang sering kita kumandangkan allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa ballighna ramadana. Semoga dalam bulan Rajab dan Sya’ban ini kita mendapatkan berkah dari Allah Swt. dan menyampaikan kita untuk masuk ke dalam bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiyat.

Semoga khutbah yang singkat ini membawa manfaat dan barokah.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ، بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ بَرُّ الرَّحِيْمِ، وَقُلْ رَبِّ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ.