Para pemuda pesantren generasi penerus bangsa sedang berdiskusi
Para pemuda pesantren generasi penerus bangsa sedang berdiskusi

Tebuireng.org– Halaqoh BEM Pesantren se-Jawa Timur kembali digelar, setelah sebelumnya perdana digelar di Ma`had Aly Hasyim Asy`ari Tebuireng Jombang. Ini adalah forum komunikasi dan konsolidasi pera pengurus BEM kampus yang dibawah naungan Pesantren. Sesuai dengan AD/ART yang ada, fungsi Halaqoh BEM Pesantren se-Jawa Timur ini adalah sebagai wadah aspirasi, komunikasi, konsolidasi, dan rekomendasi BEM-BEM yang memiliki kesamaan kultur lingkungan yaitu kepesantrenan.

Kali ini Halaqoh BEM Pesantren se-Jawa Timur dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya (06/02/16). Sesuai dengan rundown acara yang telah disiapkan oleh tuan rumah, acara ini dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 06-08 Februari.

Pada hari pertama, berbagai delegasi dari kampus-kampus yang ada di Jawa Timur berdatangan untuk berpartisipasi dalam acara ini. Pembukaan dimulai pukul 08.30 WIB., yang kemudian dilanjutkan dengan seminar motivasi oleh Motivator Spiritual, Dr. Faqih Syarif M.Si. Acara ini selesai pukul 13.30 WIB.

Pada malam harinya semua peserta kembali berkumpul untuk sekedar berta`arrufan satu sama lain. Halaqoh kali ini dihadiri kurang lebih 10 kampus se-Jawa Timur.  pada Banyak wajah-wajah baru yang pertama kali ikut dalam kegiatan ini. Satu persatu delegasi masing-masing kampus mengenalkan nama dan asal kampusnya, sekali dua kali candatawa tercipta untuk mencairkan suasana.

Pada malam itu juga mereka yang pertama kali mengikuti halaqoh ini diberikan penjelasan tentang gagasan pendirian Halaqoh BEM Pesantren oleh Musthofainal Akhyar, Mantan Presiden Mahasiswa Institute Sunan Drajat (INSUD) Lamongan  yang juga merupakan salah satu penggagas Halaqoh BEM Pesantren. “Dan panggilan kita di halaqoh bem ini berbeda dengan yang lain. Kalau laki-lagi dipanggil Gus, sedangkan yang Perempuan dipanggil Neng,” tambahnya yang disambut dengan tepuk tangan para peserta.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pertemuan di STAIL ini sebenarnya halaqoh, yang mana sesuai dengan AD/ART, halaqoh dilaksanakan 3 bulan setelah muktamar pertama di Tebuireng. karena adanya faktor internal, maka acara diundur sampai Februari 2016 dengan format acara tetap dinamakan Halaqoh BEM Pesantren, walaupun dalam pelaksanaannya sudah satu tahun dari penyelenggaraan muktamar perdana. Untuk selanjutnya akan diadakan muktamar luar biasa kedua di Universitas Islam Darussalam Gontor Ponorogo pada bulan Mei mendatang yang rencananya akan diperluas jangkauannya menjadi BEM Pesantren se-Indonesia.

Pada kedua, dilaksanakan Seminar “Peran Pemuda Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Zaman” dengan pembicara mufassir kontemporer Pesantren Tebuireng, Dr. KH. Musta’in Syafi’ie, M.Pdi., dan pakar ilmu budaya Univertsitas Airlangga (Unair) dan peneliti agama semith Islam, Kristen, Yahudi di Yeshiva Institute, Menachem Ali, M.A. Sedangkan pada hari ketiga diselenggarakan bedah novel “Rayyan: Menjemput Fajar di Ufuk Senja” karya mahasiswa STAIl Siraj el-Manadhy, dan dilanjutkan dengan sidang komisi selama dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 14.00 WIB dan sesi kedua pukul 20.00 WIB sampai selesai. Acara ditutup secara resmi pada hari ketiga.

“Saya merasa senang bisa mengikuti acara BEM Pesantren ini, karena bisa bertemu teman baru dari berbagai daerah,” kata Dian Arrij, Mahasantri putri Ma`had Aly Hasyim Asy`ari Tebireng. “Apalagi banyak dari mereka berasal dari luar jawa. Dan itu memberikan kesan dan cerita yang berbeda,” tambah perempuan asal Pekalongan ini. Ia berharap semoga acara BEM Pesantren ini kedepannya lebih bisa bermanfat, maju, dan pokoknya lebih baik lagi” pesannya ketika ditanya oleh wartawan tebuireng.online. (fatih/abror)