gus-sholah-tebuireng-org
Kh. Salahuddin Wahid membrikan Sambutan dalam acara harlah MAHA ke-10, Jum’at (25/11/16)

tebuireng.online—Jumat (25/11/16), Pembukaan Peringatan Hari Lahir ke-10 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari yang dikemas dengan Bedah buku “Arkeologi Tasawuf” mengawali rentetan agenda harlah ke depan. “Satu Dasawarsa Menjaga Tradisi Ulama’ Salafus Salih” menjadi tema besar harlah ke-10 ini.

Dalam sambutannya, Dr. (HC)  KH. Salahuddin Wahid menceritakan perjalanan Mahad Aly, khususnya dalam membangun kampus Mahad Aly. “Kami dari yayasan dan pengurus telah mengambil keputusan untuk membangun kampus Mahad Aly yang baru, karena yang lama bersama Muallimin sudah tidak memadai. Kami sedang merencanakan letaknya itu di sebelah barat Kampus B Unhasy. Mudah-mudahan Kementerian Agama memenuhi janjinya mengucurkan dana untuk membantu 13 Mahad Aly itu,” ucap Gus Sholah.

“Latar belakang Mahad Aly didirikan untuk mengatasi krisis ulama. Jadi seharusnya diberi perhatian lebih. Menyediakan fasilitas itu adalah tugas pengasuh dan Mahad Aly. Dan tugasnya mahasantri apa? Ya tadi mendengarkan kritik Dr. Abdul Kadir Riyadi itu meningkatkan kesungguhan, keseriusan. Ini merupakan kritik yang baik dan perlu kita perhatikan dan perbaiki,” lanjut beliau yang lebih sering disapa dengan Gus Sholah.

Mengaku tidak mendalami ilmu tasawuf, Gus Sholah menilai bahwa tasawuf itu sangat “mewah”. “Kemarin saya diminta panitia untuk menjadi pembanding. Saya ndak bisa. Ini ilmu yang tidak saya pelajari. Kalau insinyur itu belajar bekerja, tidak belajar seperti ini. Tasawuf ini menurut saya pribadi itu sangat mewah. Ilmu yang di luar jangkauan saya. Tapi kadang yang membuat saya heran itu, ada orang belajar tasawuf, kelakuannya tidak ada hubungannya sama tasawuf itu,” ungkap beliau.

Beliau kemudian melanjutkan sambutannya dengan membacakan tulisan beliau mengenai periode zuhud, sejak zaman Rasulullah hingga masa ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kegiatan yang dihelat di lantai 3 gedung KH. M. Yusuf Hasyim ini dihadiri oleh Dr. Abdul Kadir Riyadi, MA Ph.D sebagai narasumber, Dr. KH. A. Musta’in Syafi’ie M.Ag sebagai pembanding. Nampak juga KH. Nur Hannan Lc, MH.i dan Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid.


Pewarta:Moh Sutan

Editor: Farha Kamalia

Publisher: M. Ali Ridho