Para peserta PKL PMII berfoto bersama seusai ziarah di makam Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Tebuireng, Jombang (29/03/17). (Foto : Panitia PKL PMII)

Tebuireng.online- Selepas acara Pelatihan Kader Lanjut (PKL) Kota Santri, Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jombang, segenap peserta mengunjungi makam pendiri-pendiri NU di Jombang. Di antaranya KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Syansuri, dan KH. Wahab Hasbullah, Rabu (29/03/17).

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Tebuireng yang juga merupakan tempat terakhir Presiden Republik Indonesia (RI) KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), para aktivis PMII itu terlebih dahulu berziarah ke makam pendiri Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang, KH. Romli Tamim yang bertempat di lingkungan pondok induk setempat.

Menurut penjelasan yang disampaikan panitia, Agus Riyanto mengungkapkan pentingnya kader Mujtahid PMII (Alumnus PKL Kota Santri) untuk merefleksikan diri di tempat tokoh-tokoh besar NU. “Selain ke makam pendiri NU di Jombang, juga kita menziarahi makam Gus Dur yang juga cucu dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari di Tebuireng,” jelas Agus yang tidak lain Ketua III Bidang Keagamaan PC PMII Jombang.

Dengan adanya ziarah ini, lanjut Agus, diharapkan mampu membuat perubahan kader yang tidak lagi menjadi kader Mujahid namun Mujtahid. “Semoga jejak sejarah besar pendiri NU bisa menjadi semangat untuk menebar Islam yang punya sejarah historis di Indonesia ini, yakni Islam Ahlussunnah wal Jama’ah,” imbuhnya.

Sebab menurut Agus, teori Atsar (jejak keberkahan) dari Ulama akan terus ada, membekas, dan memungkinkan untuk sampai kepada siapa yang mau mencari keberkahannya itu. “Ya, semoga kita semua mendapat keberkahan Ulama Pendiri NU itu,” pungkas Agus.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sekedar diketahui, di kompleks pemakaman Tebuireng Jombang terdapat makam Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Bisri Syansuri di kompleks Pondok Pesantren Denanyar, dan KH. Wahab Hasbullah di kompleks pemakaman Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang.


Pewarta : Rif’atuz Zuhro

Editor : Munawara, MS

Publisher : Munawara