tebuireng-org-nia-_n
FOTO: GHUNIYATUL KARIMAH

Oleh: Vevi Maghfiroh*

“Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya” kalimat populer inilah yang menggambarkan betapa pentingnya peran seorang wanita dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Seorang ibu jugalah pembentuk karakter anak, oleh karena itu pembaca muslimah yang sholihah harus banyak belajar dari beberapa tokoh wanita yang berhasil membawa anak-anaknya menuju gerbang keberhasilan.

Salah satunya adalah Nyai Solichah Wahid, sosok dibalik kesuksesan dan populernya KH Abdurrahman Wahid (gus dur) yang tak lain adalah presiden Republik Indonesia yang ke-4. Berikut beberapa tips-tips parenting ala Nyai Solichah Wahid yang diikhtisar dari buku “Ibuku Inspirasiku” yang diterbitkan oleh pustaka Tebuireng.

  1. Menjadi Figur yang Baik di Mata Anak-Anak

Seorang ibu harus menjadi figur yang baik di mata anak-anaknya, sosok yang harus selalu memberikan yang terbaik dengan cara selalu menemani dan menjadi tempat bersandar bagi anak-anaknya untuk mencurahkan isi hati dan pikirannya. Kedekatan emosional antara ibu dan anak inilah yang harus dibangun agar dapat menghantarkan anak-ananya menuju gerbang kesuksesan.

Begitulah yang dilakukan Nyai Solichah, Ia merupakan seorang yang paling dekat dengan anak-anaknya. Ia hadir dalam setiap waktu, bukan hanya sebagai sosok ibu, terkadang menjadi sosok sahabat yang selalu mendengar keluh kesah putra-putrinya, dan memberikan motivasi kepada mereka.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  1. Menanamkan Sikap Mandiri dan Berani Mengambil Keputusan

Menjadi seorang ibu juga harus bisa menanamkan sikap mandiri kepada anak-anak. Sikap inilah yang akan menjadikan anak-anaknya hidup tidak bergantung pada orang lain. Sikap berani mengambil keputusan juga harus diterapkan sedini mungkin, dan tidak lupa seorang ibu harus mengarahkan dan memotivasi atas pilihan yang telah ditentukan oleh anak-anaknya.

Sikap berani mengambil keputusan dari sosok Nyai Solichah bisa dilihat dari keberaniannya memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta setelah kematian suaminya pada usia 30 tahun. Upaya ini merupakan keteguhannya dengan tujuan agar bisa membesarkan anak-anaknya dengan pendidikan formal yang setinggi-tingginya.

  1. Menanamkan Nilai-Nilai Islam ke dalam Diri Anak-Anak

Keluarga adalah unit terkecil di dalam masyarakat yang akan menentukan mutu dari masyarakat. Negara akan bermutu kalau keluarga juga bermutu dan sakinah. Semua itu tidak tercapai kalau pendidikan di dalam keluarga tidak berjalan dengan baik. Pendidikan di dalam keluarga harus dilandasi dengan nilai-nilai agama. Nilai-nilai Islam itu harus ditanamkan ke dalam diri anak-anak, baik melalui lisan maupun perbuatan.

Beberapa nilai-nilai Islam yang diterapkan oleh Nyai Solichan kepada anak-anaknya yaitu, pertama, Nilai Kejujuran. Jujur disini mengandung arti jujur terhadap diri sendiri, jujur terhadap orang lain atau masyarakat, dan jujur terhadap Allah SWT. Kejujuran juga mencakup konsistensi dalam sikap dan tindakan serta satunya kata dan perbuatan.

Kedua, Nilai Keberanian, yaitu keberanian dalam menyampaikan pendapat dan keberanian untuk mengatakan apa yang menurut kita benar serta keberanian untuk mengambil sikap walau menghadapi resiko, juga keberanian dalam memikul tanggung jawab.

Ketiga, Nilai kesadaran tentang kesamaan dan kesetaraan di antara sesama manusia. Nyai Solicha mendidik anak-anaknya untuk berkawan dengan siapa saja, tanpa memandang dan membedakan status sosial dan gender.

  1. Menanamkan Nilai Kepedulian Kepada Orang Lain

Sebagai sosok ibu, Nyai Solichah selalu menanamkan pentingnya silaturrahmi dan peduli terhadap orang lain. Hal ini bisa dilihat dari sikap beliau yang selalu mengajak anak-anaknya untuk menjenguk famili atau kerabat yang sakit. Ia juga sangat menjaga silaturrahmi dengan keluarga para ulama.

Sahabat muslimah Inilah cara-cara yang dilakuakan Nyai solichah dalam mendidik putra-putrinya sehingga mampu membawa mereka ke dalam kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup. untuk mencetak generasi yang unggul seorang wanita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, karena generasi yang cemerlang hanya lahir dari rahim ibu yang hebat.


*Mahasantri Ma’had Aly aktif di Sanggar Kepoedang (komunitas Penulis Muda Tebuireng)